Dua jurus paling mengerikan dalam kehidupan bersosial manusia. Dahsyat. Spektakuler. Luar biasa. Istimewa. Keduanya mampu menjadi sihir terbaik dalam memutarbalikkan fakta, nyaris tanpa kegagalan. Seolah-olah mengubah posisi orang yang salah menjadi benar dan sebaliknya. Jos tenan to ?
Air mata, bakat alami setiap manusia sejak awal peradaban manusia. Keberadaannya memiliki peran penting sebagai tameng perubah fakta. Tapi nggak sembarang spesies bisa menggunakannya, bisa-bisa air MATAMU akan menjadi sesuatu yang amat menjijikkan. Heuheu
Kata "introspeksi diri" saya rasa lebih kompatibel buat semua orang. Si A yang semula sebagai korban komplain kepada si B yang awalnya tersangka, ujug-ujug si B menyela : "introspeksi diri dong !". Mak jlebb. Si A diam seribu kata. Status berubah, si A kini yang salah, si B jadi pemenang pertandingan yang dramatis tersebut.
Beberapa kali saya berhadapan dengan situasi di atas. Hasilnya ? Porak poranda. Saya cuma bisa diam dan mbatin: "hasye-hasye". Kadang saya membayangkan kondisi yang sama terjadi di persidangan semua narapidana
Hakim : "Dengan bukti bukti yang ada, saudara telah terbukti melanggar pasal xx ayat yy tentang blablabla. Saudara dijatuhi hukuman kurungan z tahun".
Terdakwa : (sambil tersedu-sedu) "Introspeksi diri pak !".
(Suasana sidang mendadak hening)
Hakim : "Astaghfirullah, saya yang salah ternyata. Maaf".
Akhirnya terdakwa dibebaskan. Hakim menjebloskan dirinya sendiri ke penjara. Indonesia damai sentosa selamanya. Tamat
Air mata, bakat alami setiap manusia sejak awal peradaban manusia. Keberadaannya memiliki peran penting sebagai tameng perubah fakta. Tapi nggak sembarang spesies bisa menggunakannya, bisa-bisa air MATAMU akan menjadi sesuatu yang amat menjijikkan. Heuheu
Kata "introspeksi diri" saya rasa lebih kompatibel buat semua orang. Si A yang semula sebagai korban komplain kepada si B yang awalnya tersangka, ujug-ujug si B menyela : "introspeksi diri dong !". Mak jlebb. Si A diam seribu kata. Status berubah, si A kini yang salah, si B jadi pemenang pertandingan yang dramatis tersebut.
Beberapa kali saya berhadapan dengan situasi di atas. Hasilnya ? Porak poranda. Saya cuma bisa diam dan mbatin: "hasye-hasye". Kadang saya membayangkan kondisi yang sama terjadi di persidangan semua narapidana
Hakim : "Dengan bukti bukti yang ada, saudara telah terbukti melanggar pasal xx ayat yy tentang blablabla. Saudara dijatuhi hukuman kurungan z tahun".
Terdakwa : (sambil tersedu-sedu) "Introspeksi diri pak !".
(Suasana sidang mendadak hening)
Hakim : "Astaghfirullah, saya yang salah ternyata. Maaf".
Akhirnya terdakwa dibebaskan. Hakim menjebloskan dirinya sendiri ke penjara. Indonesia damai sentosa selamanya. Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar